Minggu, 11 Oktober 2015

Ganti Suasana by Ps. Jeffrey Rachmat

Ganti Suasana by Ps. Jeffrey Rachmat

Takut adalah hal yang pasti sering kita rasakan dalam kehidupan - takut ditolak, takut gagal berbisnis, takut akan binatang, dsb.

Tapi tidak semua takut itu negatif, ada takut yang baik dan memicu suatu kebaikan, takut yang justru memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Ex : anak nakal yang takut akan paman-nya yang galak, atau orang yang takut gagal ujian jadi membuat dia untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.

1. Ketakutan Melumpuhkan

Tetapi untuk hidup dalam ketakutan, terutama ketakutan yang berlebihan itu tidak biasa dan tidak baik, karena ketakutan itu melumpuhkan, membuat kita tidak bisa melakukan apa yang seharusnya bisa kita lakukan.

Ambil contoh perumpamaan talenta dibawah, karena takut, hamba itu tidak bisa melakukan sesuatu dengan perspektif yang tidak benar.

Supporting Verse - “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” Matius‬ ‭25:24-25‬ ‭TB‬‬

2. Ketakutan Mematikan Potensi

Ketakutan juga mematikan potensi yang ada dan merusak rencana tuhan yang ada dalam hidup kita.

Pada saat saya mendapat tugas untuk menggembalakan jemaat, saya pun penuh dengan ketakutan, ada rasa takut bahwa saya tidak bisa menjalakan tugas dengan baik, ada rasa takut akan ada rekan saya yang datang pada saat saya melakukan hal itu, ada begitu banyak ketakutan yang saya punyai karena saya tidak pernah masuk sekolah teologi. Jika hidup saya penuh dan dikuasai oleh ketakutan, maka ini semua tidak bsia terjadi dan saya tidak bisa memuliakan nama tuhan.

3. Ketakutan memperbudak

Ketakutan juga memperbudak, ada begitu banyak orang yang diperbudak oleh ketakutan.

Tetapi jika saudara sudah menerima yesus sebagi juru selamat, saudara sudah bebas dari perbudakan.

Supporting Verse - “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roma‬ ‭8:14-15‬ ‭TB‬‬

Mengapa kita takut?

Karena kita merasa bahwa kita tidak mampu untuk menghadapi dan mengalahkan hal itu, padahal sebetulnya perasaan itu belum tentu benar, tetapi perasaan itu bisa segitu menakutkan kita sehingga membuat kita menjadi powerless.

Tetapi kalau kita merasa powerless, bukankah itu bisa menjadi alasan yang kuat bagi kita untuk datang mendekat kepada tuhan untuk pertolongan? Karena dari tuhanlah ada kekuatan kita. Lihat apa yang Yesus akukan ketika ketakutan datang menghantui-nya.

Supporting Verse - Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” Lukas‬ ‭22:44‬ ‭TB‬‬

“Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Ibrani‬ ‭2:18‬ ‭TB‬‬

Saya bersyukur bahwa yesus pernah merasa takut sehingga dia tahu apa yang kita rasa dan maksud ketika ketakutan datang dalam hidup kita.

Pada saat yesus takut, dia semakin sungguh-sungguh berdoa dan mendekatkan diri kepada Bapa, kalau kita mau menang atas ketakutan kita, kita harus lakukan hal yang sama seperti yesus.

Lawan kata dari ketakutan adalah beriman, bukan berani. Beriman mengandalkan tuhan , sementara berani mengandalkan kekuatan sendiri.

Seseorang mungkin berani karena dia mempunyai koneksi, uang yang besar, dsb. Saya tidak punya hal seperti itu, saya bukanlah pemberani, tetapi saya adalah orang yang beriman dan mengandalkan tuhan.

Pada saat JPCC mau mulai, tuhan memberitahu saya untuk tidak mengedarkan kolekte di gereja, saya lakukan itu bukan karena berani, tetapi karena saya beriman dan mengandalkan tuhan sampai hari ini.

Beriman artinya mengundang dan mempercayai tuhan dalam menghadapi kenyataan kita. Ketakutan adalah mempercayai iblis dalam menghadapi kenyataan.

Kebenaran tidak mempermudah, tetapi kebenaran memerdekakan.

Supporting Verse - “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes‬ ‭8:31-32‬ ‭TB‬‬

Ilustrasi ketakutan - saudara sedang pergi ke mall dengan orang dekat anda (pacar or istri), saudara parkir mobil dan kemudian jalan-jalan sebentar saja untuk makan, saat di mall anda bertemu dengan teman baik anda, dan dia cerita dengan antusias bahwa minggu lalu mobil dia di mall itu kacanya dipecahkan dan smua barang yang ada di mobil dicuri semua.

Pada hari itu, kebetulan di mobil anda banyak barang berharga, dan karena mendengar hal itu, istrimu bertanya "mobil sudah dikunci belum?", dan anda lupa, dan sejak saat itu istri anda bertanya-tanya terus akan hal itu, saat itu saudara punya dua kesempatan, opsi pertama, mau makan dengan membayangkan hal buruk ini terjadi, atau opsi kedua adalah saudara bisa check dulu ke tempat parkir dan ambil smua barang berharga dan kunci sekali lagi.

Pada saat itu, tampa perlu didoain dan ditengking dalam nama yesus, ketakutan itu akan pergi dengan sendirinya dan tidak kembali lagi. Kenapa? Karena saudara sudah tahu kebenaran-nya.

Firman tuhan perlu kita bawa pada ketakutan kita, seperti membawa terang masuk ke dalam kegelapan.

Apapun yang terjadi, tuhan tidak pernah kehilangan alamat saya dan saudara untuk diberikan blessing, dan itu terjadi bila kita beriman dan membawa terang dalam kegelapan yang ada di hidup kita.

Mungkin ada dari kita yang takut saat disuruh preaching, ketakutan yang datang lebih karena kita kurang percaya diri, seringkali pada saat kita berani share, dan banyak yang diberkati kita menjadi bingung, katena ketakutan kita tisak berdasar.

85% dari ketakutan manusia tidak pernah terjadi. Dan bahkan Dari 15% itu, hanya 79% yang benar terjadi tetapi tidak seheboh yang dikuatirkan.

Identifikasi apa yang kita takutkan, dan dimana ketakutan kita berada.

Contoh- kisah teman Ps. Jeffrey disaat travel dan telat di airport, dan teman dia takut naik eskalator tinggi karena dia takut akan ketinggian, dan baru berani setelah ditemani Ps. Jeffrey naik eskalator bareng, alasan itu dikarenakan dia takut jatuh.

Suasana iman akan mengundang tuhan untuk bekerja dalam hidup saudara, sementara suasana ketakutan akan mengundang iblis dalam hidup saudara.

Iman adalah frekuensi dimana tuhan bekerja, sementara ketakutan adalah frekuensi dimana iblis bekerja.

Tuhan baik dan ingin menolong anaknya, tetapi disaaat ketakutan menguasai kita, kita akan fokus kepada hal itu, bukan kepada tuhan.

Contohlah pribadi yesus di saat dia melakukan mukjizat, dia selalu mempunyai pemikiran seperti ini: "Janganlah kamu takut dan percayalah!" pada saat kamu percaya, Tuhan bisa bekerja dalam hidup anda.

Ketakutan sama dengan menantikan iblis bekerja sementara iman menantikan Tuhan bekerja untuk kita, ketakutan mengecilkan iman dan membesarkan persoalan.

Jagalah suasana hati kita agar tuhan bisa bekerja dalam hidup kita.

Minggu, 16 Agustus 2015

Grow Up !


| JPCC SUNDAY | 16 Aug 2015 |
By : Ps. Jose Carol
Level Up | Kebenaran vs Pembenaran
Grow Up !
-----------------------------------------------
Ayat Minggu : 
Yohanes 14:6  
"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Ayat Khotbah : 
Ibrani 5:12-14  
"Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. 
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."

Roma 8:24-28  
"Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. 
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Yakobus 1:3-4 
"Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun."

2 Petrus 1:5-7  
"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang."
------------------------------------------------------------------------------------------------
Khotbah :

Beberapa waktu lalu saya sempat naik kepuncak gunung Rinjani, salah satu gunung tertinggi di Indonesia.

Ketika saya mendaki gunung, ada point yang saya ingin anak saya pelajari yaitu mendaki gunung mengajari sikap untuk menaklukan diri kita sendiri. Bagaimana menjadi pribadi yang tidak egois, dan berusaha hidup mencukupi dengan hal yang sudah ada, tidak menyia-nyiakan sumber tenaga.
Dari cuplikan cerita singkat dan video klip singkat yang saudara lihat barusan ada berapa yang ingin menikmati pemandangan indah  disana? ada berapa banyak yang ingin ikut pergi kesana?  Tapi sebelum semua nya bisa menjadi kenyataan, ada beberapa tahapan yang saudara harus jalani / pahami.

Antara apa yang saudara ingin lihat dengan sesungguh nya yang akan jadi kenyataan terjadi, ada jarak yang saudara harus ikuti, jalani dan lakukan, Proses yang saudara harus lewati untuk mengeluarkan apa yang ada di dalam benak saudara untuk menjadi kan kenyataan.

Dibutuhkan kedewasaan untuk menjadikan apa yang ada didalam benak saudara untuk menjadi kenyataan. 
Ada harga yang harus dibayar untuk menjadikan semua nya nyata. Butuh lebih dari sebuah niat, sebuah keinginan.

(Ibrani 5:12-14)
Tuhan ingin berdiri bersama dengan saudara di tempat dimana saudara ingin berada di dalam benak saudara, Tuhan ingin saudara menjadi matang, dewasa dan terus naik menyatakan keinginan saudara tersebut. 
Oleh karena itu, kita semua sebagai orang dewasa butuh makanan keras. 
Ibrani 5 ini menjelaskan tentang bagaimana kita bisa berproses dan menjadi dewasa dengan kematangan untuk menjadi kan hasil yang bagus.

1. Kedewasaan membutuhkan Makanan Keras. 
Tanpa keadaan tertentu, kita tidak bisa melihat hal-hal yang menjadikan berharga. 
Tuhan ingin kita melihat apa yang DIA lihat dengan kacamata NYA. Jadi kita diberikan makanan keras untuk bisa bertahan lebih kuat lagi dan terus menjadi lebih dewasa, matang dan bijaksana.
Kalau hanya dengan makanan susu saja, tidak akan bisa bertahan dengan keadaan yang berat dalam kehidupan kita. 
Seorang bayi pada saat berumur 6 bulan, harus belajar makan makanan yang lebih keras untuk bisa bertumbuh lebih kuat lagi.
Kebenaran adalah makanan yang keras, tidak banyak orang yang bersedia mengunyah makanan keras. Makanan keras adalah untuk orang dewasa. Namun tidak semua orang menyukai.
Tanpa akar, pohon tidak bisa berbuah. Tanpa makanan yang keras hidup kita tidak akan bisa bertahan. 
Perubahan akan datang jika kita berani bertanggung jawab. Kebenaran yang kita ambil dan kita pertanggung jawab kan maka akan membuat proses hidup kita menjadi lebih kuat dan bertumbuh semakin matang.

2. Tantangan Mendewasakan. 
Kekuatan tidak datang dari istirahat saja, namun dari sebuah hidup yang menghadapi tantangan dengan penuh tanggung jawab. 
(Roma 8:24-28)
Dengan pengharapan, hidup kita bisa menghadapi segala tantangan dengan penuh Iman dan selalu ingat bahwa tantangan akan menjadikan hidup saudara menjadi lebih baik dan dewasa.

3. Orang Dewasa tidak gampang menyerah. 
Seorang dewasa tidak akan pernah gampang menyerah, namun lebih banyak menghadapi semua tantangan dan menjadi dewasa. 
Jangan menyerah, Tetap berpengharapan, Miliki Iman, Pengetahuan, Pengharapan, Ketabahan, Tanggung Jawab, dan Kedewasaan yang matang. 
Hanya anak kecil yang selalu komplain dan tidak bisa menghargai proses.